Jumat, 23 Juli 2010

Pengusaha & Relawan

Pengusaha


coba bayangkan jenis pengusaha : Bisnis sukses, cabang perusahaan dimana2, Memiliki banyak karyawan dan buruh pabrik, rekan bisnis international, produk di ekspor, dll dll.. Biasanya sukses = perusahaan memiliki keuntungan maksimal, dengan biaya produksi se-efisien mungkin,

Relawan
Orang yang memilih jalan hidupnya langsung ke masyarakat bawah, membantu langsung apa yang tidak bisa dilakukan seseorang. Tidak mengejar 'sukses' versi pengusaha, tapi kepuasan batin membantu sesama. Bantuan bisa berupa mendistribusikan bantuan orang, pendidikan, atau aktivis membela hak2 pihak tertentu.

Opini masyarakat umum, pengusaha dan relawan sosial berada di dua dunia berbeda.

Pengusaha kasarnya mengejar 'untung', karna keperluan bisnis, bahkan apapun yang terjadi. Pengusaha biasanya juga menjalin hubungan dengan pejabat untuk memuluskan izin birokrasi mereka. Jadi jika fasilitas negara yang semestinya untuk kepentingan masyarakat luas tiba2 diambil alih oleh pengusaha (misal : lahan hijau), tanyalah pemerintah daerah anda. (Namun untuk kondisi tertentu, pihak swasta akan sangat lebih baik mengambil 'jatah proyek' pemerintah)

Relawan? Paradigma seorang pengabdi masyarakat biasanya orang yang memilih jalan tidak mengejar 'kemewahan' atau 'keuntungan' tapi bersama mereka yang membutuhkan. Mereka yang tidak mendapat apa yang didapat seharusnya. Paradigma seorang relawan selayaknya malaikat yang mau bertindak tanpa dibayar.

Namun tahukan anda?

Membaca koran X kemarin, saya menemukan data kemiskinan dari 2005 hingga 2010 ternyata telah berkurang dari 38% hingga 34% (kemungkinan angka sedikit melenceng karena tidak menemukan korannya). Saya cukup terkagum dan baru tahu ternyata sekarang ini angka kemiskinan dalam proses penurunan. Namun kagum itu lenyap, ketika disebutkan lagi dikoran tersebut, angka tersebut turun bukan karena ekonomi penduduk meningkat, melainkan subsidi. Beras subsidi, listrik subsidi, dll.

Seperti begini keadaannya : Seorang miskin menjadi kaya. Kaya bukan karna dia bekerja dan sukses, tapi diberi jajan lagi oleh orang tuanya.

Paradigma muncul dari pikiran saya, yang sebenar-benarnya membantu adalah pekerjaan bukan subsidi, atau bantuan.


Bantuan diberikan Relawan, Pekerjaan diberikan Pengusaha
Bukankah menjadi pengusaha itu juga penting, bahkan berdampak lebih luas dan lama, untuk seorang ayah dan keluarganya yang mendapat pekerjaan di perusahaan si pengusaha?

Sebenarnya yang saya ingin katakan dari tadi :

Jika anda seseorang yang terketuk ketika melihat anak kecil meminta2,
Jika anda orang yang menangis menyaksikan pemukiman kumuh dipinggir rel,

Bercita-cita menjadi Relawan, aktivis sosial, dsb2 nya bukan satu-satunya cara.

Pengusaha juga sama pentingnya dengan ini.

Banyak motivasi awal seseorang membangun perusahaan : Membangun perusahaan mendunia, Banyak cabang , menarik banyak investor dan lain-lain.

Namun adakah sebuah motivasi sederhana seorang calon pengusaha yang :
Ingin memberikan upah untuk seorang karyawan yang akan dijadikan pendapatan, bagi anak2 dan istrinya. Bukankah itu termasuk memajukan di bidang pendidikan, sekaligus kesejahteraan dan lainnya.

Tidak semua kegiatan sosial itu harus dilakukan langsung.
Dampak tidak langsung juga bisa dilakukan dengan dampak lebih meluas.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar